Pages

Rabu, 16 Oktober 2013

Belajar dari Pemudik

Banyak orang balik badan dalam berbisnis, karena tidak sabar menjalani prosesnya.
Padahal proses itu selalu menghadirkan tantangan. Ngga cuma enak-enakan aja. Kalo modal guedee mah tinggal buka toko, bikin hotel, atau usaha bermodal besar lainnya. Jika tidak punya modal duit gede, maka motivasi yang perlu digedein kan..

Makanya kita bisa belajar menyukai proses dari para pemudik dengan kendaraan pribadi. Kalo punya uang banyak sih ya gak usah mudik bawa mobil. Bisa naik pesawat harga puluhan juta (mudik sekeluarga pas lebaran, harga tiket PP selangiiit), sampe di lokasi tinggal sewa mobil, nginep di hotel kalo ART mudik.Tapi kalo modalnya pas2an, ya mending mudik bawa mobil.

Bersyukur masih bisa mudik sekeluarga kan..
Meski maceet, puasaa, panaaas, ya tetep dijalani. Menempuh ratusan kilometer demi lebaran bersama keluarga besar. Nikmati prosesnya, kalo lelah menepi, istirahat, atau sekedar mampir melihat2 toko2 lokal. Ngga harus ngebut untuk sampai, yang penting konsisten maju terus. Namanya juga orang mudik, sama kan dengan kita yang pengen sukses berbisnis.

Dari semalam Kakak saya sedang berada dalam antrian padat kendaraan bersama suami dan anaknya SelaksaAlunSamudra berumur 6th dan AuraDeraiCemara 9bulan, dalam perjalanan dari Jakarta ke Jogja, berkabar :

"Baru keluar rumah udah macet banget di tol dalam kota".
Tapi ya lanjut dong masak mau balik ke rumah.

"Keluar tol ketemu macet lagi di cikampek".
Tapi ya lanjut dong, masa mo' gak jadi mudik.

"Alun ngambek dotnya ketinggalan".
Tapi ya anaknya dibujuk dan diberi pengertian dong, masa mo diturunin di jalan!?

Lanjut anter ARTnya pulang kampung. Lalu menepi di sentra batik pekalongan, membeli baju batik utk baby nya yg kehabisan baju krn muntah di jalan. "murah meriah 3pcs, 15ribu saja,".
Ketemu Fun kan :)

"Insya Allah sore nanti sampai rumah, ini dah lancar jalanannya".
Asiiikkk finishnya udah keliataaan!

INTINYA apapun kalo diijalani dengan IKHLAS dan FOKUS KE GARIS FINISH, maka mau ngebut atau santai, pasti akan sampai. Yang penting konsisten maju teruuus!Begitu pun menjalankan bisnis.

Hambatan dan tantangan itu DIJAMIN pasti ada. Tapi kalau tidak dihadapi ya kita tidak akan bisa ketemu yang namanya SUKSES karena kadung balik badan dan menyerah.

Kalau saya tidak menikmati prosesnya, mungkin saat ini saya tidak akan kerja bisnis online dari rumah dengan penghasilan Rp 7jt/bln. rekening saya juga tidak akan sukses terisi puluhan juta hanya dalam waktu 6 bln bergabung di Oriflame.

So NIKMATI PROSESnya, karena SUKSES=SUKa proSES :)



Salam,

Nadia Citra
www.infocerdasbunda.com
www.sukasibuk.com

Senin, 18 Maret 2013

Degradasi Mental

googleimages

Pernah nggak bertanya pada diri sendiri..

Berapa banyak hal yang buruk yang menimpa kita karena kesalahan kita sendiri?
Berapa banyak kegagalan yang terjadi karena ulah kita sendiri?
Berapa banyak kemunduran diri yang terjadi karena sikap kita sendiri?

Seet daahh...desperate banget sih pertanyaan2nya..

Well, lets start with something simple yaa..

Mungkin Anda pernah mengalami sperti Saya, saat dimana kudu berkutat belajar tentang sesuatu hal baru. Misalnya, membuat web atau blog?

Yang namanya belajar sendiri, apalagi otodidak, itu yah pasti ada salahnya, pasti ribetnya. Kalau mau gampang, apa-apa tinggal "mangap" lalu "disuapin" ilmunya ya ambil kelas kursus. Keluarin budget untuk bayar trainer. Mau? Kalo nggak mau ya ambil kursus pribadi yg gratis bersama om Google. Search sendiri ilmu apa yang kita cari. Praktekin sendiri. Gagal ya coba lagi..

Pernah ngga saat mengalami keribetan kudu belajar sendiri gitu, Anda memutuskan untuk give up? alias nyerah? alias gantung raket (apasiih..)

Saya pernah HAMPIR melakukannya.. Saya pernah hampir beranjak dari kursi saya dan nyaris berteriak penuh tekad: "Susah bgt, Gaak bakalaan yah gw coba-coba bikin web or blog, liat aja, gak bakalaan!"

Bayangkan, nyaris mendekati idiot tekad tersebut.

Lah wong kalo saya gak lanjutin, saya yang rugi sendiri.
Lah wong saya sendiri yang gak mau keluar budget kursus karena sadar om Google punya berjuta jawaban
Lah wong saya sendiri yang butuh ruang untuk menumpahkan ide-ide yang sesak memenuhi otak saya...

Sadar ngga sih?
Terkadang kita punya kemauan dan keinginan yang kuat, tapi tanpa sadar kita menganggap keinginan tsb sebagai musuh yang harus ditaklukkan. Musuh yang harus diancam untuk tunduk.

Itu yang dulu tanpa sadar saya alami..

Untunglah saat itu saya bisa menguasai diri.. Saya kembali duduk di kursi, tarik napas, buang... Lalu menatap layar netbook saya lekat-lekat..Tersenyum pada kedip-kedip manja modem. Dalam hati saya berbisik keras (gimanacoba): "Saya butuh punya blog, saya yang butuh. Blogger nggak akan rugi apa pun meski saya sumpah2in.."

googleimages

Saya pun lanjut.. Cara pandang saya saya ubah. Bukan lagi menjadi musuh yang harus ditundukkan, tapi sahabat yang harus dirangkul supaya saya punya teman ngobrol, atau bahan makanan yang harus dimasak supaya saya bisa makan. Belajar ini itu, dari NOL. Trial n error, sampai akhirnya tercipta blog ini. Jauh dari sempurna, namun cukup membanggakan hati saya..

Bayangkan sodara-sodara, seandainya saya memutuskan menyerah, maka saya tidak akan pernah punya blog karena kesalahan saya sendiri. Saya akan gagal membuat blog karena ulah saya sendiri. Dan hidup saya pun akan mengalami kemunduran karena sikap saya sendiri..

Ya, saat kita memutuskan untuk BISA pada sesuatu kemudian beralih menjadi TIDAK BISA maka sebagai manusia kita mengalami degradasi. Menurut saya, so far, itu adalah penyakit mental yang mematikan setelah 3D (Dongkol, Dengki, dan Dendam).


Sesimple kalo kita mau potong rambut deh. Tinggal keputusan kita kok, mau coba model baru yang fresh atau saking takutnya salah potong (lupa kalo rambut itu bakal numbuh lagi), kita mempertahankan gaya potongan rambut dari jaman SD.


So...saya ulang kembali pertanyaan saya:
Berapa banyak hal yang buruk yang menimpa kita karena kesalahan kita sendiri?
Berapa banyak kegagalan yang terjadi karena ulah kita sendiri?
Berapa banyak kemunduran diri yang terjadi karena sikap kita sendiri?

Rabu, 13 Maret 2013

MLM itu BUKAN Money Game, Anda Harus Tahu dari Mana Datangnya Uang!


Saat ini banyak sekali perusahaan networking yang ngaku-ngaku sebagai MLM. Padahal sistem yg dijalankan hanyalah money game belaka. Hal semacam itu membuat citra MLM yang murni menjalankan bisnis secara benar dan halal mendapat stigma negatif lantaran masyarakat kadung menyamaratakan MLM.


So, lewat sumber yang saya dapatkan dari leader-leader Oriflame di web idekerjadirumah.com, saya coba paparkan lagi di sini. Bukan hanya dimaksudkan untuk memupus stigma negatif terhadap perusahaan Oriflame yang telah berusia 46tahun dan hadir di lebih dari 60 negara, tetapi juga sebagai bahan edukasi agar masyarakat tidak terjerumus dalam lingkaran money game berkedok MLM yang menjurus pada investasi terselubung dan judi. Anda pun pantas waspada jika bisnis yang Anda ikuti memberikan keuntungan Rupiah pada Anda tanpa ada kejelasan produk. Lalu dari mana datangnya uang?


Sebelum melangkah lebih jauh, akan kami awali dengan pembahasan mengenai jaminan kehalalan produk. Produk Oriflame dibuat hanya dari tumbuh-tumbuhan dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Kandungan hewani yang terdapat dalam produk Oriflame hanya beeswax (berasal dari sarang lebah madu) dan lanolin (bulu domba). Sangat aman untuk yang berkulit mudah alergi dan halal bagi muslim.

Berikut adalah sertifikat halal yang dikeluarkan oleh MUI :
Top management Oriflame Indonesia menunjukkan sertikat halal

Produk Oriflame sudah ada di beberapa negara Islam seperti Iran, Mesir, Pakistan yang dikenal lebih ketat dalam mengawasi kehalalan sebuah produk.

Di bawah ini adalah official statement yang menjelaskan kandungan produk Oriflame.


Oke, produknya terbukti halal. Tapi gimana dengan sistem MLM-nya? Kenapa ada anggapan bahwa sistem MLM itu haram? Sebenarnya MLM itu ada murni MLM dan ada yang berkedok MLM. Dalam kenyataannya memang banyak bisnis penggandaan uang yang berkedok MLM dan ujung-ujungnya penipuan. Inilah yang membuat bisnis MLM dipandang negatif oleh masyarakat. Praktek money game seperti ini perlu kita kenali cirinya sehingga kita bisa membedakan MLM murni dengan money game.

Beda MLM murni dan money game :

1. Produk

MLM murni : produknya mudah dijual di pasaran, kualitas sebanding dengan harga produk, ada garansi terhadap produk yang dijual, ada uji penelitian dan pengembangan terhadap produk yang akan dijual, dan memiliki  ijin BPOM (untuk produk makanan kesehatan atau produk kecantikan).

Money game : produknya sulit dijual di pasaran karena kualitasnya kurang baik. Harganya juga tidak sebanding dengan kualitas produk.

2. Membership fee (uang pendaftaran keanggotaan).

MLM murni : uang pendaftarannya kecil dan akan dikembalikan dalam bentuk fasilitas seperti starter kit yang biasanya berisi kartu member, katalog, flyer dsbnya. Ada juga yang mendapat tambahan fasilitas online seperti web replika, autoresponder serta akses untuk menjalankan bisnis tersebut.

Money game : uang pendaftarannya mahal, bisa ratusan ribu hingga jutaan. Uang pendaftaran member baru ini digunakan untuk membayar komisi/bonus kepada member lama.

3. Marketing Plan

MLM murni : marketing plan-nya jelas dan transparan. Penghasilan yang diperoleh merupakan persentase dari hasil penjualan baik secara pribadi maupun jaringan. Berlaku konsep semakin besar usaha kita atau semakin giat belajar dan kerja kita maka akan semakin besar penghasilan yang kita peroleh.  Jadi pencapaian downline-pun bisa melebihi upline jika downline tersebut lebih giat.

Money game : Menggunakan sistem binary/piramida dimana yang gabung duluan pasti akan memperoleh penghasilan yang lebih besar karena komisi yang dibayarkan berasal dari uang pendaftaran member baru. Jadi upline selalu mendapat keuntungan lebih besar daripada downline.

4. Surat Ijin

MLM murni : memiliki surat ijin dari APLI dan WFDSA.

APLI adalah Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia sedangkan WFDSA adalah World Federation of the Direct Selling Association. Anggota dari organisasi ini adalah perusahaan-perusahaan Direct Selling  MLM Murni. Perusahaan yang ingin bergabung dalam APLI harus memenuhi sejumlah persyaratan untuk mendapat sertifikasi. Harus benar-benar memiliki syarat sebagai perusahaan penjual langsung dan memasarkan dengan sistem MLM. Jadi sistem MLM-nya benar-benar diselidiki apakah sesuai aturan atau tidak.

Money game : Tidak tergabung dalam APLI dan WFDSA

Di bawah ini adalah ulasan mengenai kehalalan produk dan sistem bisnis MLM Oriflame. Bisnis Oriflame diperbolehkan dari sisi hukum Islam karena :

1. Produk Oriflame tidak mengandung bahan yang haram

Produk Oriflame hanya dibuat dari tumbuh-tumbuhan. Kandungan hewani yang ada dalam produk hanya beeswax (berasal dari sarang lebah madu) dan lanolin (bulu domba). Penjelasan mengenai kandungan produk sudah ada dalam ofiicial statement di atas. Produk Oriflame juga mudah dijual, harga sebanding dengan kualitas, dan memiliki ijin  BPOM.

2. Bisnis Oriflame tidak termasuk Qimar, judi, spekulasi atau yang sejenis.

Biaya pendaftaran member sebesar Rp 49.900 dikembalikan dalam bentuk fasilitas berupa Starterkit yang berisi : member card, buku Consultant Manual, Opportunity Flyer, buku Oriflame Skincare Guide, buku Katalog Produk, Daftar Harga Konsultan/member (CPL), Customer Order Form, nota pesanan konsumen, Consultant Application Form.

Masih ditambah dengan fasilitas online seperti web replika,  akses ke web Oriflame dan web dBC Network.

Jadi walopun modalnya hanya Rp 49.900, itu tidak menyebabkan kita menjadi rugi. Tidak ada modal yang dipertaruhkan disini.

Di bisnis Oriflame semuanya jelas, produknya nyata dan keuntungan yang diperoleh konsultan/member tergantung dari kerja keras yang dilakukan. Jadi benar-benar tidak ada unsur Qimar, judi, spekulasi atau yang sejenisnya.

3. Bisnis Oriflame tidak mengandung Gharar (kontrak yang tidak lengkap dan jelas).

Sebagai konsultan Oriflame kontraknya sudah jelas yaitu kita mendapat keuntungan hasil penjualan berupa selisih dari harga katalog dengan harga konsultan. Keuntungan lain berupa performance discount, bonus, penghargaan juga perhitungannya transparan dan bersifat terbuka. Sistem perhitungannya ada di consultant manual. Jadi Oriflame memiliki Marketing Plan yang jelas buat para marketingnya.

4. Bisnis Oriflame tidak ada unsur Kedhaliman dan Eksploitatif (Dzulm)

Oriflame tidak mengandung unsur kedhaliman dan eksploitatif karena bisnis Oriflame bukan Money Game. Money game menerapkan skema piramida dimana yang masuk lebih dulu atau berada di level atas akan lebih untung daripada yang berada di level bawah. Hal ini tidak terjadi di Oriflame. Konsultan akan diberikan bonus sesuai kerja kerasnya. Bonus dihitung berdasar perolehan poin grup. Poin grup ini akan menentukan di level mana konsultan tersebut berada. Perhitungan bonusnya adalah level konsultan dikurangi level downline dikalikan omset grup downline langsungnya. Bonus konsultan (upline) disini sama sekali tidak memakan hak downline. Bonus tersebut merupakan penghargaan atas waktu dan tenaga upline yang telah dicurahkan dalam membangun jaringan bisnis dengan mengenalkan sistem bisnis dan memasarkan produk.

5. Bisnis Oriflame tidak mengandung unsur Riba

Karena bisnis Oriflame memberikan keuntungan berupa 23% dari hasil penjualan produk kepada konsultan/membernya. Jadi penghasilan yang diperoleh merupakan persentase dari hasil penjualan baik secara pribadi maupun jaringan. Dengan demikian, pembagian keuntungan berdasar persentase keuntungan yang jelas, bukan dari bunga.

6. Bisnis Oriflame bukan Penipuan (Tadlis/Ghisy)

Oriflame didirikan oleh kakak beradik asal Swedia, Robert dan Jonas Af Jachnick pada tahun 1967. Sampai dengan saat ini Oriflame sudah ada di 63 negara dan berada di Indonesia sejak 1986. Oriflame merupakan pelopor MLM di Indonesia. Di Jakarta kantor Oriflame berlokasi di area perkantoran elite Sudirman di wisma Standard Chartered dan merupakan kantor Oriflame terbesar di kawasan Asia Tenggara. Berada di 63 negara dan 25 tahun di Indonesia merupakan bukti yang cukup bahwa Oriflame adalah perusahaan yang bonafid dan terpercaya.

(sumber: idekerjadirumah.com)

Jumat, 08 Februari 2013

Traveling: PULAU LEMBONGAN, PANTAI ter-EKSOTIS di BALI


Pulau Lembongan
Buat sebagian orang, mencari pantai dengan air biru nan bening di Pulau Bali mungkin bukan lagi menjadi perkara yang mudah. Apalagi kalau yang mereka tahu hanya pantai Kuta dan Tanah Lot. Dua-duanya penuhh manusia :D

Tapi saya dan suami berhasil menemukan sepotong surga dengan menyeberang dari Pulau Bali. Pulau Lembongan namanya. Yuk intip wisata kami ke Pulau Lembongan. Bagi kami, inilah wisata pantai terdahsyat selama di Bali.




 Untuk pergi ke Lembongan, Anda memiliki 2 opsi. Yang pertama adalah dengan ikut kapal pesiar (cruise) dari Pelabuhan Benoa. Cruise tersebut akan menempuh perjalanan selama kurang lebih 1 jam untuk mencapai Pulau Lembongan. Beberapa ratus meter dari bibir pantai Lembongan, cruise akan berhenti di titik spot snorkeling. Di situ seluruh penumpang cruise bisa bebas snorkeling, kayaking, banana boat, coral explorer, dll.

Nah karena di pelabuhan Benoa ada beberapa pilihan cruise dengan aktivitas yang berbeda-beda, maka saya sarankan Anda untuk terlebih dahulu menanyakan aktivitas dari masing-masing cruise. Kalau Anda senang house music alias ajeb-ajeb di dalam cruise Anda mungkin bisa memilih Bounty Cruise. Berhubung saya lebih tertarik pada cruise dengan fasilitas petualangan air terlengkap, Saya pun memilih Bali Fun Ship.


Di dalam Fun Ship, music yang diputar sepanjang perjalanan relatif easy listening. Semacam aliran top 40 lah :) dengan sesekali diselipkan musik-musik khas pantai macam reggae dari mbah Bob Marley. Yang jelas selama perjalanan 1 jam itu selain Anda bisa berkeliling kapal 3 lantai tersebut, Anda pun bisa juga jika ingin memilih tidur untuk mempersiapkan stamina snorkeling nanti. Itu yang saya lakukan, tiduur daripada hoek-hoekk :D Ya gelombang laut yang naik turun memang bisa mengocok perut Anda, jika tak terbiasa ya akhirnya mabok laut hihi..


Siap meluncuuuur, snorkeling, Yeay!!

Begitu mendekati pulau lembongan, kami semua dibuat takjub dengan beningnya air laut di sana. Bukan biru lagi, tapi biru toska (apa siih).. dasar laut yang berpasir putih bahkan bisa dilihat dengan jelas. Padahal (menurut kru cruise), kedalamannya masih 3 meteran. Ikan-ikan berwana kuning, biru, ungu, nampak berseliweran di sekitar cruise. Kami pun sandar di tengah laut, sekitar 500 meter dari bibir pantai Lembongan. Huwaaa.. tak sabar rasanya pengen langsung nyemplung!

Tak usah khawatir membawa alat snorkeling seperti kacamata, selang udara, sepatu katak, atau pun pelampung. Semua sudah tersedia di cruise. Jumlahnya juga cukup banyak. Seratusan penumpang cruise pun tak perlu berebut. Para kru cruise pun sangat welcome dalam membantu penumpang. Beneran, saya yang tidak begitu jago berenang pun, bisa dengan cukup pede nyemplung untuk snorkeling. Kan pake pelampung, jadi ga bakal tenggelam dong hehee..

Sebelum kami nyebur, para kru cruise sengaja menyebar remah-remah roti di sekitar anjungan untuk snorkeling, dan woww..ikan-ikan pun berkumpul! Kami yang hendak snorkeling pun diberi roti jika hendak memberi makan sendiri. Bener-bener puas deh, berenang dan menikmati terumbu karang yang masih alami.

 Capek snorkeling, Anda bisa beralih kayaking. Mendayung-dayung sendiri di laut yang te tenang, dengan kayak. Atau mau memacu adrenalin dengan banana boat, bisa juga. Bebas! terakhir Anda bisa naik perahu khusus untuk coral explorer. Perahu tersebut dilengkapi dengan kaca tembus pandang di bagian bawahnya, sehingga Anda akan ternganga-nganga melihat terumbu karang dengan jelas dan juga berbagai ikan warna-warni.

Semua aktifitas itu bisa Anda nikmati dengan bebas. Bahkan jika Anda mau bolak-balik banana boat atau snorkeling pun tak masalah. Aktifitas tersebut berlangsung sekitar 2 jam. Setelah itu, Anda bisa bilas atau pun langsung makan siang. Jangan khawatir kehabisan, stoknya berlimpah! Padahal dua kali saya ikut Fun Ship ini, seluruh penumpangnya adalah orang asing alias bule dengan porsi makan besar-besar. Anda juga bebas nambah makanan sesuka hati. Suerrr makanannya buaanyaak..! Ada salad, roti, nasi, mie goreng, nugget, beraneka macam sosis, sate ayam, french fries, ikan bakar, ikan goreng, dan bermacam buah-buahan!

Selesai makan, kami pun diangkut dengan boat menuju coconut resort di pantai Pulau lembongan. Jika Anda menginap di Coconut resort, Anda bisa langsung check in dan siap-siap terpesona dengan pemandangan di setiap kamar yang semuanya langsung menghadap ke pantai. Dahsyat!

Waiting for spa n' massage at Coconut Resort day#2

Suami takjub melihat pemandangan dari kamar
Nah, itu alternatif pertama untuk ke Lembongan. Alternatif yang kedua, Anda bisa ke sana dengan naik fast boat dari Pantai Sanur. Fast boat lebih cepat, kurang dari 30 menit Anda sudah mencapai Lembongan.

Pada kunjungan kedua kami ke lembongan ini kami memang menggunakan fast boat dari pantai Sanur lantaran pesawat Air Asia dari Jogja baru mendarat pukul 8.30, sementara perjalanan dari bandara hingga pelabuhan perlu waktu 1 jam, sedangkan cruise berangkat pukul 9 tepat.

Untunglah, driver sekaligus tour guide langganan kami kereeen deh ngatur jadwalnya. Kami bisa dilarikan untuk ikut fast boat dari Sanur pukul 9.30. Sampai Lembongan jam 10.00 kami langsung bisa cek in di Coconut Resort dan meletakkan barang-barang di kamar. Setelah itu, kami diangkut dengan perahu menuju Fun Ship yang telah tiba. Jadi meski ke sana naik fast boat, tetap bisa diatur supaya kami join aktivitas air di cruise.

Sore harinya, saat penumpang cruise kembali ke Bali. Kami yang menginap bisa melanjutkan petualangan di Pulau Lembongan. Kami menyewa sepeda motor keliling pulau. Bahkan keesokan harinya kami bisa menyewa perahu nelayan untuk membawa kami ke spot snorkeling lainnya yang terkenal di pulau itu. Pokoknya puaass dehh.. Apalagi cuaca juga selalu cerah (sementara di Solo dan Jogja mendung setiap hari, bahkan Jakarta banjirr)..

Over all, dari berbagai pengalaman wisata pantai yang pernah saya lakukan, Lembongan is the best. Pulaunya sepi, serasa punya pantai pribadi, penududuknya pun ramah. Hampir semua kru di cruise mau pun fast boat dan juga di coconut resort tempat kami menginap pun sangat ramah.

BUDGET: Jika hanya one day cruise, Rp 400.000,-/pax
Saya dan suami, ikut fast boat ke lembongan, menginap 1 malam di coconut resort, ikut aktifitas di cruise, dan kembali ke Bali keesokan harinya (bisa dengan fast boat bisa juga menumpang cruise), TOTALnya 1.700.000,- untuk 2 pax.


Sewa kapal nelayan untuk snorkeling sendiri, 2 jam, Rp 400.000,- untuk 2 pax, worthed bangett, nelayan di sana tau banget spot-spot snorkeling yang dahsyat, selain itu alatnya juga lengkap, tak perlu lagi sewa kacamata, sepatu katak, atau pun pelampung. Selain itu, bisa sekalian berbagi penghasilan pada nelayan tradisional kan :)

Berenang dengan latar laut dan gunung Agung
Untuk sewa sepeda motor cukup Rp50.000 saja ke penduduk lokal. Gak pake ninggal KTP, nggak pake nulis administrasi. Langsung bayar di muka and go! Setelah selesai, katanya kami boleh bebas parkir motor dimana saja, ntar diambil sama yang punya hihi.. Dan asal tahu saja, semua sepeda motor di pulau ini gak ada yang pake plat nomor. Menurut bli Komang yang kami pinjam motornya, "Buat apa plat nomor, polisi juga tak ada di sini,". wkwkkk..

Bener-bener traveling murah tapi puas to the max!

Selasa, 29 Januari 2013

Menolak Tawaran Head Hunter itu...Pedih!


Damn, tawaran kerja dari head hunter kian menjadi jadi.
Dalam 3 hari ini saja ada 2 head hunter yang menghubungi saya via LinkedIn.
Satu head hunter menawari posisi Regional Sales Manager, sementara satu head hunter yang lain juga meminta kontak personal agar bisa bicara secara private dengan saya.

Bismillah..Semuanya saya tolak.

Bodoh..?
Tolol..?
Konyol..?

Ahh terserah lah orang mau bilang apa. Saya punya alasan kuat untuk melakukan itu. (atau setidaknya saya akan mencari alasan yang kuat).

Saya duduk, diam, dan merenung di depan layar laptop saya.
Mencubit diri sendiri, dan mengingatkan diri tentang tujuan hidup dan idealisme masa depan yang telah saya pilih dan susun dalam peta hidup saya.

Pedih memang. Tapi saya sudah berkomitmen tidak akan lagi ngantor, alias kerja pagi pulang tengah malam. Sumber kebahagiaan Saya adalah keluarga saya, pernikahan saya, suami saya, dan waktu yang cukup untuk berkumpul dengan teman-teman saya

Norak..?
Lebay..?
katrok...?

Whatever.
Saya sudah mengambil keputusan. Saya tahu apa garis finish saya. Saya akan cari uang dari rumah.
Work from home. Join Mlm yang saya percaya bisa mewujudkan impian saya dan impian banyak orang. Membantu lebih banyak orang, dibandingkan saya bekerja kantoran sebagai bos.

Karir kantoran saya sebelumnya tak kurang dari level manager. Tapi itu menyita hampir semua waktu saya bersama keluarga dan sahabat-sahabat saya. Saya bekerja nyaris 7 hari seminnggu dengan jam kerja bisa di atas 12jam sehari. Lalu apakah dengan meniti karir dengan baik, lantas saya akan menjadi CEO?

Padahal bagi saya tak cukup hanya menjadi CEO, Saya ingin jadi owner atas bisnis saya sendiri. Bisnis yang bisa saya wariskan pada anak cucu saya nanti. Dan yang pasti, sebuah bisnis yang bisa membuat saya membantu lebih banyak orang daripada sekedar jadi manager perusahaan asing. Saya percaya, membukakan pintu rezeki bagi banyak orang merupakan kebahagiaan yang tak terbeli.


Well, offering dari berbagai head hunter itu akan saya gunakan sebagai motivasi saya. Saya sudah menolaknya, maka saya harus mendapatkan hasil yang lebih baik. Dengan cara saya sendiri. Dengan cara yang saya yakini.

Bisnis mlm apa yang akan saya ambil? Saya belum bisa cerita sekarang. Saya belum resmi bergabung, tapi saya sudah belajar dan mulai berhitung. Hingga tiba saatnya nanti, saya pasti akan publikasi.

Orang boleh alergi dengan mlm. Boleh juga mencibir pilihan saya. Tapi saya punya perhitungan saya, restu dari ibunda saya, dan support penuh dari suami saya. Kalau boleh saya sebut, saya telah memiliki semua yang saya butuhkan untuk bergerak di ranah pilihan saya.


Tak ada alasan bagi saya untuk mundur..
Saya tak mau membual, namun saya pastikan bahwa saya akan berusaha bekerja sekeras mungkin, berlari sekencang mungkin, dan melompat setinggi mungkin. Tuhan tak akan pernah salah menempatkan rezekinya. Saya berniat baik, dan yakin akan berhasil baik pula.

Amiin..

Minggu, 27 Januari 2013

Jalan-jalan Murah ke Kuala Lumpur

Memenuhi janji saya untuk sharing tentang pengalaman saya backpakeran ala limited budget alias murah meriah ke Kuala Lumpur.

Here we go..

Info tentang adanya tiket Solo-Kuala Lumpur saya dapat dari seorang teman yang punya agen tiket online. Waktu itu sekitar bulan November 2012, untuk penerbangan Januari 2013.

Murah meriah, satu orang PP hanya Rp 350.000,- naik Air Asia (bukan iklan). Tanpa bagasi tentu saja yaa.. Lagi pula kalo untuk backpakeran 3hari 2 malam ke KL mah kaga' perlu bawa banyak-banyak.

Untuk hotel, saya memilih My Hotel KL Sentral yang letaknya berdekatan dengan KL Sentral tempat monorail, LRT, mau pun Sky bus berada. Jadi semacam connecting station gitu.. Segala moda transportasi umum ada di sana dan siap mengantar kemana saja. Rate hotelnya sekitar Rp 350.000,- per night.

Itu bisa dibilang murah, bisa juga dibilang mahal. Hehe.. Soalnya ada motel untuk para backpacker yang harganya rata-rata di bawah $10 per malam, seperti misalnya PODs. Tapi berhubung saya mengajak mama, saya memilih hotel deh. PODs yang memiliki slogan 'The backpackers home' itu juga ada di dekat KL Sentral.

 Dari bandara LCCT Kuala Lumpur, kita bisa naik SkyBus hingga KL Sentral. Posisi bandara ini memang sedikit di pinggir kota. Atau berjarak sekitar 1 jam perjalanan naik bus dari bandara.

Nah, anehnya tarif tiket SkyBus yang dibeli di loket di dalam bandara dengan kalau kita beli langsung ke petugas di tempat bus diparkir, lebih murah di bus.

Di dalam bandara kami membeli tiket SkyBus seharga 9 ringgit (1 ringgit sekitar Rp 3.500), sementara di bus hanya 8 ringgit. Beda tipis siih.. tapi kan pasti lebih puas kalo bisa dapat lebih murah hehee..

Saat di terminal kedatangan di bandara jangan lupa untuk mampir ke konter informasi. Di situ ada banyak brosur wisata KL, bahkan majalah-majalah belanja yang keren-keren. Semuanya Free. Lumayan bisa dibaca dalam perjalanan di bus, kalau gak keburu tepar di bus yaa..

Soalnya busnya beda banget dari Damri bandara macam di Indonesia. Sky bus ini ukurannya besar dan jarak antar kursinya cukup lega. Kursinya pun lebih mirip kursi kereta api eksekutif yang bisa direbahin, lengkap dengan sandaran kaki.

Tapi kudu tertib yaa.. Jangan harap Anda bisa makan or ngemil di dalam bus. Karena itu adalah larangan keras! Makanya bus nya tetap bersih.

Bus ini pun selalu datang dan pergi on schedule banget alias tepat waktu sesuai jadwal. Gak ada ceritanya datang telat atau ngetem nunggu penumpang penuh. Emangnye angkot :D

Di dalam bus jangan lupa juga untuk mengosongkan kursi paling depan. Karena deretan kursi paling depan diperuntukkan untuk orang buta. Ya, Kuala Lumpur memang sangat ramah pada orang buta. Tak hanya sebatas slogan, namun di jalan-jalan pun pasti akan ditemukan akses khusus bagi orang buta. Di kota tersebut juga ada gedung besar yang merupakan kantor perkumpulan untuk orang buta.

Hampir semua moda transportasi publik di KL memiliki ketepatan waktu yang tinggi. Kalau pun tidak ada jam datang dan pergi, seperti misalnya monorail, biasanya selalu ada setiap 5 menit. di setiap stasiun monorail juga selalu ada layar datar TV yang menerangkan sampai dimana kereta yang kita tunggu, dan estimasi berapa menit lagi tibanya di stasiun tempat kita menunggu. Damn, thats make me so jealous with their rapid transportation system!

monorail di Kuala Lumpur

Di hari pertama, setibanya di KL Sentral, sebaiknya Anda langsung membeli tiket jika ingin pergi ke Genting Highland keesokan harinya. Loket tiket Go Genting ada di beberapa sudut. Cukup mudah untuk ditemukan.

Tapi, jangan sampai salah beli tiket LRT ya.. Karena ada juga Go Genting yang menggunakan semacam kereta ekspres. Namun kalau naik kereta, Anda harus melanjutkan perjalanan untuk mendaki ke bukit Genting dengan bus. Jadi lebih praktis langsung naik bus saja dari KL Sentral.

Harga tiket bus ke Genting $4.30, itu sudah termasuk Genting Skyway atau cable car untuk melihat pemandangan Genting dari kereta gantung.

Di Genting Highland Anda bisa jalan-jalan ke Genting Theme Park, naik cable car, dan mengunjungi First World Hotel. DI First World Hotel tersebut ada mall, indoor taman bermain, Ripley's, dan jangan lewatin untuk ngintip casino nya yang terkenal.

Anda harus berwajah cukup umur untuk bisa masuk ke Casino. Jadi kalau memang berwajah cukup imut, maka Anda perlu menunjukkan paspor kepada penjaga.

Di dalam Casino rata-rata ada keturunan China, India, dan western. Sedikit sekali yang berwajah melayu, bahkan hampir tidak ada. Ada semacam peraturan tak tertulis bahwa orang Melayu khususnya bagi yang muslim dilarang untuk masuk dalam casino. Berhubung kami cukup nekat, dan meyakinkan penjaga dengan logat bicara bahasa Indonesia (bukan melayu), penjaga pun mengizinkan saya masuk.

Meski dilarang motret, rasanya puas bisa melihat-lihat casino dengan berbagai permainannya. Melihat wajah-wajah dingin alias poker face para penjudi kawakan, dan wajah-wajah depresi para penjudi baru atau yang kalah taruhan. Hahahaa..

Kembali ke kota Kuala Lumpur. Bagi Anda yang suka wisata belanja, Anda bisa mengunjungi daerah bukit bintang naik monorail. Tapi hati-hati saat belanja, karena beberapa barang bisa Anda dapat lebih murah di Tanah Abang Jakarta :D

Berhubung saya tak hobi shopping, jadi wisata saya ke KL lebih banyak dihabiskan dengan jalan-jalan ke sana kemari. Toh pedestriannya nyaman, monorail, bus, dan LRT nya mudah dijangkau dan tak perlu menunggu lebih dari 5 menit setiap saat.

Ohya, jangan lupa untuk naik bus gratis yang disediakan untuk mengangkut para turis keliling kota Kuala Lumpur. Bus tersebut bisa Anda jumpai di halte dekat arah masuk ke KLCC.

Sarapan murah juga bisa Anda dapat dengan mudah di KL Sentral. Ada semacam restoran di dalam KL Sentral yang menyediakan semacam nasi bungkus dengan lauk teri dan sambal (mirip nasi kucing ala angkringan), lokasinya berseberangan dengan gerai Burger King. 1 bungkus nasi plus segelas teh tarik hanya perlu 4 Ringgit saja. Murah kan!

Total biaya perjalanan saya ke Kuala Lumpur berdua dengan mama saya, jika dirupiahkan hanya sekitar Rp 2,5juta saja! Itu sudah termasuk tiket pesawat, hotel 3 hari 2 malam, SkyBus dari dan ke bandara, naik monorel kesana kemari, tiket Bus Go Genting, plus segala camilan dan makanan yang kami beli di sana. Hebatnya lagi, saya sukses menahan diri untuk tidak belanja, kecuali 2 pack coklat yang saya beli di Free Duty Store di Bandara seharga 24 ringgit/pack:)

Salah Hotel, Pindah Hotel #Pengalaman KL_part 3

Yakk,,kami terbukti secara sah dan meyakinkan, salah masuk hotel di Kuala Lumpur!

Pria petugas resepsionist My Hotel berwajah India menjelaskan kepada kami dengan nada jumawa. "Di Kuala Lumpur ni, you akan temukan banyak nian My Hotel. Ni booking you tidaklah pada My Hotel sini. Ini My Hotel Central, You booking My Hotel KL Sentral! Which is tidak di jalan ini. Tapi next dari jalan utama ini. Kami punya 5 My Hotel di Kuala Lumpur!".

Oh em ji... mene ketehe ada lebih dari 1 hotel bernama My Hotel di KL.

Untunglah, setelah puas ceramah kepada kami yg pasang wajah letih plus o'on. Si resepsionist india tersebut jatuh iba. "Sudah, jangan risau, mari saya antar ke hotel My Hotel yang benar," serunya sembari mengangkut barang bawaan kami dalam satu tangannya.

Yess!
Kami pun mengikuti langkah kakinya yang lebar-lebar berjalan menuju My Hotel kami. tak terlalu jauh memang, hanya sekitar 500 meter dari My Hotel pertama yang kami masuki. Tapi tetap saja, sore hari itu kami bermandi keringat berlari-lari kecil mengimbangi langkah kaki si resepsionist yang lebar-lebar.

pindah hotel, tengak-tengok kaya' TKW nyasar..
Akhirnya kami berhasil cek ini di hotel yang benar. Setelah terpaksa mengantri tamu China yang marah-marah karena entah apa, kami oun mendapatkan kunci kamar masing-masing. Saya dangan mama saya, Chandra dengan mama nya.

Finnaly, kasuuurrr!
Bleek, langsung rebaah.

Pukul 17.00 waktu setempat, setelah sempat mandi dan berintirahat sejenak kami pun menuju taman KLCC tempat Suria Mall dan twin towers Petronas.

Naik monorail yang nyaman dan bersih, jalan-jalan di taman yang hijau dan lapang, menikmati atraksi air mancur, berfoto-foto di sekitar Petronas, bener-bener membuat kami lupa akan insiden hotel tadi sore.

Salut saya untuk mama. Meski harus selalu berjalan kaki ke sana kemari (maklum kami selalu naik publik transport), tak sedikit pun keluhan beliau cetuskan. Saya tahu mama lelah, tapi sungguh menikmati. Bahkan kami sempat berdiskusi seru tentang KL. Betapa banyak hal yang harusnya bisa diterapkan di Indonesia, khususnya dalam menangani masalah publik transportasi dan mengatraktifkan pariwisata.

Hari kedua, kami habiskan di Genting Highland dan Bukit Bintang. Lalu malam harinya kami mengunjungi seorang saudara di Pantai Hill Park, yang kemudian membawa kami ke Taman Lampu di ICT Shah Alam, Selangor.

Hari ketiga, kami sudah harus kembali ke Indonesia.

Next tulisan, saya akan mengupas tentang kota Kuala Lumpur dan tips perjalanan selama di kota tersebut.

Jumat, 25 Januari 2013

Salah Hotel di KL (Backpacker-an with Mom_part 2)

Melanjutkan cerita sebelumnya

Akhirnya setelah menguatkan diri plus menebalkan iman, saya pun siap menerima kenyataan bahwa saya tidak hanya akan pergi ke KL dengan mama saya, tetapi ditambah satu ibu-ibu lain yakni mamanya Chandra teman saya.

Mau tak mau, kebiasaan cari hotel dengan "go show style" saya tepiskan. Kalau pergi sendirian atau dengan teman sebaya, bisa saja saya cari hotel begitu sampai di KL. Tapi berhubung membawa dua orang nenek (disebut nenek karena dua ibu itu masing-masing sudah punya cucu), maka hotel kudu fix sebelum kami tiba di sana.

Langsung lah saya searching hotel-hotel disekitar KL Sentral. Pertimbangannya adalah, dari KL Sentral tersebut kami bisa naik LRT, monorail, atau pun berbagai bus feeder yang akan membawa kami ke segala tujuan wisata di sekitar Kuala Lumpur. Skybus dari dan ke bandara pun berangkat setiap 15 menit dari basement KL Sentral tersebut.

Beruntung, ada seorang teman Chandra yang tengah berada di Kuala Lumpur menawarkan diri untuk membookingkan sebuah hotel yang katanya persis berada di depan KL Sentral. My Hotel namanya, dengan rate 350.000IDR/night. Mayan murah lah utk ukuran hotel. Yah oke, akhirnya kami ambil. cek baby cek di website My Hotel pun nampak cukup oke.

Urusan hotel, done!

Lalu bagaimana soal transport di sana? Untuk sementara saya anggap Done juga, toh hotel kami dekat dengan KL Sentral yang menyediakan moda transportasi publik.

Yuhuu..tibalah hari keberangkatan kami. Hari Kamis, 17 Januari 2012 dari embarkasi Solo (Duilee kaya naik haji aja). Penerbangan kami pukul 8.55wib tiba di LCCT atau Low Cost Carrier Terminal (semacam airport khusus untuk penerbangan berbudget rendah >.<) pukul 12.55 waktu setempat, atau satu jam lebih cepat dari WIB.
LIfe music di LCCT Bandara

Turun dari pesawat kami langsung makan di salah satu resto fast food khas Malaysia yang ada di bandara. Setelah perut kenyang dan kandung kemih lega di ruang tandas (bahasa Malaysia untuk toilet :) ), pukul 14.00 kami pun melanjutkan perjalanan menuju pusat kota KL dengan menggunakan skybus. Dari LCCT berjarak 1 jam perjalanan dengan bus.

Mama tampak enjoy menikmati pemandangan dan lingkungan baru di sekitarnya. Tak henti-hentinya terkikik geli membaca berbagai papan petunjuk dalam bahasa melayu yang bertebaran di seantero bandara.

Ahh lega, mama nampak santai dan tak keberatan berjalan agak jauh menuju posisi bus khidmat ulang-alik alis parkir bus feeder. Masuk dalam bus, tidooor..Kami terbangun saat bus mulai merayapi jalanan di tengah kota KL. Menara kembar Petronas sesekali nampak mengintip. Pukul 15.00 bus merapat di KL Sentral.

Setelah membeli tiket untuk ke Genting Highland keesokan harinya, kami pun bergegas menuju My Hotel, sesuai arah yang ditunjukkan petugas di KL Sentral. Senyum lega terlukis, begitu melangkah keluar dari KL Sentral, di ujung seberang jalan nampak papan My Hotel.

Dengan penuh percaya diri kami pun menyeret kaki menuju hotel tersebut. Masuk lobi, menghempaskan backpack saya dan mendaratkan di sofa empuk dengan hembusan AC yang menyejukkan. Mama saya dan mama nya Chandra pun langsung selonjoran. Lumayan juga berjalan di sepanjang KL Sentral dengan membawa barang bawaan. Apalagi waktu sudah menunjukkan pukul 16:00. Sudah lewat 10jam sejak kami berangkat dari rumah di Solo. Wajar kalau para mama sudah nampak letih.

Chandra bergegas menunjukkan print out booking hotel yang telah dibayar lunas.

Tak dinyana, tak diduga, begitu melihat print out yang ditunjukkan Chandra, resepsionist berwajah India itu berseru, "Ini bukan My Hotel yang disinii, you are wrong hoteel!".

Whaaaaaatttt??

(bersambung)

Benci tapi Rindu #Java Jazz

Tak sengaja mendengar iklan di radio, Java Jazz 2013 bakal digelar kembali Maret 2013 mendatang. Sudah setahun saya absen tak menengok perhelatan besar itu. Setelah pengalaman buruk di 2011 lampau, saya pun melewatkan Java Jazz 2012. Hmmm..tapi rasanya tahun ini Saya tak ingin melewatkannya lagi.
Teringat tulisan saya yang pernah jadi HL di Kompasiana. Ekspresi kecewa atas sikap panitia Java Jazz 2011. Saya bagikan di blog ini..Bukan untuk menyumbang stereotype, namun sekedar untuk bepegang bahwa hal yang sama tak terulang lagi tahun ini.. Finger Cross

http://hiburan.kompasiana.com/musik/2011/03/05/setitik-nila-di-javajazz-2011-345238.html
Setitik Nila di JavaJazz 2011
http://m.dreamersradio.com/article/3869
Tahun ini saya kembali berkesempatan menjejak arena JIExpo Kemayoran dan menikmati JavaJazz 2011.

Yah meski kategorinya event internasional, tetap saja, saya memilih menikmati musisi-musisi lokal yang otak saya sanggup mencerna. Jadilah, di festival kelas dunia tersebut saya menikmati The Groove, Tompi, Marcell, dan BeniLikumahuaProject.

Tak sedikitpun keinginan membuang ratusan ribu tiket tambahan untuk nonton Santana atau pun George Benson di special performance. Saya cukup puas dengan musisi-musisi lokal yang jazz-nya bisa saya tangkap.

Sayang beribu sayang di event kelas dunia tersebut, panitia penyelenggara nampak terlalu cari untung. Tak menunjukkan apresiasi pada penonton yang telah merogoh kocek cukup dalam (untuk kategori rata-rata penghasilan di Indonesia), dan menempatkan panitia-panitia yang sebagian besar anak muda usia 20-30thn dengan sikap besar kepala. Over all saya menyebut sikap panitia JavaJazz Festival arogan.

Sejak masuk ke area parkir, saya sudah dibuat berputar-putar tanpa arah yang jelas. Petugas parkir nyaris tak tampak batang hidungnya.

Setelah kelelahan di area parkir, kejadian tidak pantas kembali terjadi. Di pintu masuk, setiap pengunjung diperiksa. Seorang panitia perempuan berusia sekitar 20thn pun memeriksa tas saya. Dia menemukan aqua dan roti yang kebetulan memang selalu ada di tas (karena saya punya penyakit magh akut). Seketika itu juga, dia mengambil kedua barang tersebut dan dilemparkan ke dalam kantong sampah besar sembari berkata “kaya gini gak boleh dibawa masuk”!

Kontan, saya kaget. Ketika saya protes, “kok gitu caranya?”. Dengan ketus dia menjawab, “ada tulisannya di tiket, dibaca tiketnya!” Dengan nada seolah saya anak SD yang tak lulus kejar paket A.

Baiklah, saya terima jika memang tidak boleh membawa makanan dan minuman dalam area. Tapi cara panitia tersebut sangat tidak pantas. Dia merenggut barang pribadi saya dan mencampakkannya dalam kantong sampah tanpa meminta persetujuan dari saya.

Bagaimana jika saya memilih menyelamatkan makanan dan minuman saya dan batal masuk? Bagaimana jika saya memilih untuk balik, dan menyimpan dulu bawaan saya di mobil? Atau minimal, jika panitia cukup cerdas, dia bisa menawarkan saya utk menghabiskannya dulu di luar sebelum masuk ke dalam. Sungguh sangat arogan dan menyinggung perasaan. Dia mengambil begitu saja barang milik orang lain tanpa terlebih dahulu meminta persetujuan.

Tapi saya tak mau berdebat, saya hanya mengatakan “tolong jangan dibuang, berikan saja pada yang membutuhkan,”. Dan lagi-lagi, panitia tersebut dengan tidak simpatik menjawab, “di tiket ada tulisannya!”. Akhirnya saya menjawab, “Saya hanya tidak mau makanan tersebut mubazir, jadi berikan pada yang membutuhkan. Ngerti!”. Baru setelah itu, gadis panitia besar kepala bergaya alay tersebut menyumpal mulutnya.

Saya tidak buta huruf, anak muda. Saya memang tidak bisa mengingat segala ketentuan di tiket yang termuat dalam poin a hingga u tersebut. Ya, 21 poin syarat dan aturan jika Anda semua ingin nonton JavaJazz.

foto dengan om Santana dulu biar gak dongkol terus..
Uupss...thn 2011 saya belum berjilbab :(

Cobaan bagi penonton tak berhenti di situ. Begitu memasuki area JavaJazz, Saya celingukan mencari daftar panggung, hall, dan jadwal pertunjukkan. Ahh, rupanya untuk mengetahui segala informasi tersebut pengunjung harus berdesakan di stand-stand informasi yang menempelkan selembar jadwal dan lokasi pertunjukan dalam sehelai kertas A4 alias kuarto. Kalau Anda pengen memiliki jadwal sendiri plus sebuah bulletin (yang dugaan saya isinya full iklan), barterlah dengan selembar Rp50 ribuan!

Padahal tahun lalu, jadwal acara dan lokasi pertunjukkan dipajang dalam spanduk besar yang dipasang di depan hall. Sementara tahun ini? kesasar, kesasar deh lu..

Rupanya tak cukup memaksa pengunjung membeli makanan di dalam (yang sebagian besar pembeliannya harus menggunakan voucher BNI dengan harga makanan dua hingga tiga kali lipat pedagang di luar arena), panitia juga sengaja membuat sistem ‘jualan’ informasi kalau tak mau kesasar. Info denah yang dipasang di beberapa titik pun tak banyak membantu. Kecil-kecil dengan kualitas print naudzubilah, huruf yang menandakan nomor lokasi stand exhibition pun tak terbaca oleh mata sehat sekali pun.

Saran saya, bawa bekal yang cukup lalu makanlah di depan petugas sebelum masuk ke arena konser dan jangan lupa print out sendiri jadwal acara dari internet. Tapi jangan harap schedule acara bisa berjalan persis sama dengan di jam yang tercantum dalam rundown.

Untunglah penampilan para musisi tak terpengaruh oleh cela dari kelakuan minor para panitia. Tapi bukankah nila setitik bisa merusak susu sebelanga?

Pengalaman Backpackeran with Mom_Part 1

Yak, akhirnya tiket Solo-Kuala Lumpur dalam genggaman. Trip singkat 3 hari 2 malam sudah terbayang nyata dalam benak. Tapi deg-degannya luar biasa. Norak ya? Ke KL doang pake degdegan :)
Sebenarnya saya punya alasan yang kuat buat was-was dan acara main kali ini tidak bisa full backpackeran. Soalnya saya mengajak mama. Ibu-ibu yang telah memiliki 2 cucu dan tentunya sudah tidak muda lagi. Nyaris 60thn! (moga-moga mama nggak baca..)


piers.org/piers2012KualaLumpur/


 Awalnya memang tak sengaja sampai membuat mama ikut. Gara-gara gagal menghubungi teman untuk diajak backpackeran, akhirnya saya menelpon mama. Tadinya mau sekedar share kegalauan saja saat seorang teman yang punya agen tiket online berkabar bahwa ada tiket AirAsia Rp350.000,- PP Solo-KL. Tiket bisa habis sewaktu-waktu, sedangkan Chandra, teman main yang mau saya ajak tak juga mengangkat telpon pun membalas bbm Saya.

Doohhh, tiket keburu abiiiiss..
Akhirnya saya menelpon mama, bercerita sedikit, lalu Saya bilang :
"Mama mau ikut ke KL? mayan nih, Ma. Berdua PP cuma 700ribu?"
dan dalam hitungan sepersekian detik, Mama menjawab langsung, "Mau, ayok ajah!"
Yes, akhirnya saya pun membeli tiket Solo-KL untuk kami berdua.
Setelah tiket dalam genggaman, mulailah Saya bingung nan was-was. Ini ngajak emak-emak usia setengah abad lebihh, mana mungkin saya ajak nge-gelandang tanpa kepastian.

mama dan saya
Ohh, No..
Langsunglah saya searching hotel yang paling dekat dengan pusat kota KL.
Cari rute wisata terbaik, cari jadwal Sky bus dari bandara LCCT, jadwal LRT, jadwal monorail plus rute-rutenya.
Cari persewaan mobil, jaga-jaga seandainya mama kudu diangkut pakai mobil untuk jalan-jalan. (langsung batal gara-gara mahal, dan hampir semua dikelola orang India)
Cari tempat makan yang menunya gak kari-kari amat atau gak terlalu berempah lah..

Semuanya masih serba tentative..alias bisa berubah sewaktu-waktu.. Info-info dari teman juga tak banyak membantu. Tak ada satu pun dari sederet teman saya yang pernah pergi traveling bersama ibu nya.. Sebagian ditanyain malah bilang, "Nekat lu Nad, ntar kalo nyokap lu kecapekan gimana? Di sana kan kemana-mana kudu jalan kaki,". Sangat tidak menentramkan.

Ahh tapi saya pantang pulang sebelum padam (slogan pemadam kebakaran), mama udah antusias, tiket udah dibeli, masak saya balik badan. Baiklah saya bulatkan tekad, saya akan ajak mama jalan-jalan ke KL, dengan atau tanpa dukungan khalayak traveler sekalian. Saya yakin KL tak akan terlalu sulit.


Mendadak HP berbunyi, Chandra menelpon.
Chandra : "Nad, kamu jadi ke KL sama mama-mu kan?"
Saya : "Iya, gimana Chand?"
Chandra : "Sipp, aku juga barusan masih kebagian tiket, kamu udah dapet hotel n transport di sana? aku ajak mamaku juga nih. Aku ikut kamu yaa,,perdana ke luar negeri niihh. Pokoknya aku dan mamaku, PADAMU!"

Gu be raaakk!!!

(bersambung)